2.1 Hambatan Pembelajaran Bagi Orang Dewasa
Proses belajar manusia berlangsung hingga ahkir hayat (long life education). Namun, ada korelasi negatif antara pertambahan usia dengan kemampuan belajar orang dewasa. Artinya, setiap individu orang dewasa, makin bertambahnya usia, akan semakin sukar baginya untuk belajar. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar ( pendidikan ) bagi orang dewasa, kemungkinan akan timbul berbagai hambatan , atau bahkan kemungkinan juga kegagalan. Hambatan orang dewasa dalam belajar ada 2 yaitu : hambatan fisiologis dan hambatan psikologis.
2.1.1 Hambatan Fisiologis
2.1.1.1 Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat yang dapat dilihat secara jelas mulai bergerak makin jauh. Pada usia dua puluh tahun seseorang dapat melihat jelas suatu benda pada jarak 10 cm dari matanya. Sekitar usia empat puluh tahun titik dekat penglihatan itu sudah menjauh sampai 23 cm.
2.1.1.2 Dengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan atau titik terjauh yang dapat dilihat secara jelas mulai berkurang, yakni makin pendek. Kedua faktor ini perlu diperhatikan dalam pengadaan dan pengunaan bahan dan alat pendidikan.
2.1.1.3 Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang diperlukan dalam suatu situasi belajar. Kalau seseorang pada usia 20 tahun memerlukan 100 Watt cahaya, maka pada usia 40 tahun diperlukan 145 Watt, dan pada usia 70 tahun seterang 300 Watt baru cukup untuk dapat melihat dengan jelas.
2.1.1.4 Makin bertambah usia, persepsi kontras warna cenderung ke arah merah dari pada spektrum. Hal ini disebabkan oleh menguningnya kornea atau lensa mata, sehingga cahaya yang masuk agak terasing. Akibatnya ialah kurang dapat dibedakannya warnawarna-warna lembut. Untuk jelasnya perlu digunakan warna-warna cerah yang kontras utuk alat-alat peraga.
2.1.1.5 Pendengaran atau kemampuan menerima suara mengurang dengan bertambahnya usia. Pada umumnya seseorang mengalami kemunduran dalam kemampuannya membedakan nada secara tajam pada tiap dasawarsa dalam hidupnya. Pria cenderung lebih cepat mundur dalam hal ini daripada wanita. Hanya 11 persen dari orang berusia20 tahun yang mengalami kurang pendengaran. Sampai 51 persen dari orang yang berusia 70 tahun ditemukan mengalami kurang pendengaran. 6. Pembedaan bunyi atau kemampuan untuk membedakan bunyi makin mengurang dengan bertambahnya usia. Dengan demikian, bicara orang lain yang terlalu cepat makin sukar ditangkapnya, dan bunyi sampingan dan suara di latar belakangnya bagai menyatu dengan bicara orang. Makin sukar pula membedakan bunyi konsonan seperti t, g, b, c, dan d
2.1.2 Hambatan Psikologis
2.1.2.1 Orang dewasa hanya akan dapat (mau) “diajar atau belajar “kalau memang ia menghendakinya.
Dalam batas-batas tertentu, keinginan belajar orang dewasa yang semula lemah atau tidak ada sama sekali, ada kemungkinan harapan untuk dapat di bangkitkan dengan memberikan motivasi sedemikian rupa agar orang dewasa tersebut tergerak untuk mencari pengetahuan yang lebih dan menguasai keterampilan yang baru. Namun, jika berbagai cara untuk memberikan motivasi kepada orang dewasa itu tidak dapat menumbuhkan semangat belajar nya, maka orang dewasa tidak akan pernah dapat ( mau ) di ajar ataupun belajar .
2.1.2.2 Orang dewasa hanya akan dapat ( mau ) “ di ajar atau belajar “ kalau terlihat adanya : “arti pribadi bagi dirinya atau sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhannya “.
Setiap individu orang dewasa dapat belajar secara efektif bila setiap individu mampu menemukan makna pribadi bagi dirinya dan memandang makna yang baik itu berhubungan dengan keperluan pribadinya.
2.1.2.3 Belajar bagi orang dewasa sering kali di rasakan sebagai sesuatu yang menyakitkan .
Belajar yang berhasil bagi orang dewasa akan terlihat pada perubahan perilaku pada individu orang dewasa tersebut. Hanya saja, Bagi individu orang dewasa yang merasa sulit untuk merubah prilaku ataupun kebiasaan nya akan merasa berat saat belajar dan membuatnya tidak nyaman.
2.1.2.4 Proses pembelajaran orang dewasa merupakan hal yang unik dan khusus serta bersifat individual.
Setiap individu orang dewasa memiliki strategi sendiri untuk memperlajari dan menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya dalam pembelajaran tersebut. Dengan adanya peluang untuk mengamati cara atau strategi individu lain dalam belajar, diharapkan hal itu dapat memperbaiki dan menyempurnakan caranya sendiri dalam belajar, sebagai upaya koreksi yang lebih efektif.
2.1.2.5 Sumber belajar terkaya bagi orang dewasa, terdapat dalam diri orang dewasa tersebut.
Faktor pengalaman masa lampau atau masa lalu sangat berpengaruh pada setiap tindakan yang akan dilakukan orang dewasa, sehingga pengalaman yang baik perlu digali dan ditumbuh kembangkan lagi ke arah yang lebih bermanfaat.
2.1.2.6 Belajar adalah hasil kerja sama antar manusia.
“ Pelajaran “ akan menjadi lebih banyak dapt di peroleh , apabila dua atau lebih banyak manusia yang dapat saling memberi , menerima, dan saling bertukar pengalaman , pengetahuan serta dapat saling mengungkapkan rekasi dan tanggapannya terhadap suatu masalah.
2.1.2.7 Belajar adalah suatu proses evolusi.
Penerimaan ilmu tidak dapat dipaksakan sekaligus begitu saja pada orang dewasa , tetapi dapat dilakukan secara bertahap melalui suatu urutan proses tertentu. Karena perubahan perilaku dalam diri orang dewasa sulit untuk terjadi seketika.
2.2 Suasana Dalam Pembelajaran
2.2.1 Suasana Kumpulan Manusia Aktif.
Proses belajar orang dewasa akan terjadi lebih cepat dan melekat pada ingatannya, apabila pembimbing kurang mendominasi dan kurang berbicara, banyak mendengarkan, bertindak sebagai narasumber serta pemecahan masalah yang memuaskan mereka.
Orang dewasa lebih banyak belajar apabila mereka merasa ikut ambil bagian secara aktif dalam menemukan jawaban dan pemecahan masalah, dalam mengembangkan gagasan serta dalam mempertimbangkan konsep dan teori .
2.2.2 Suasana saling Menghormati dan menghargai.
Orang dewasa belajar lebih baik apabila pendapatnya di hormati dan di hargai, dan orang dewasa akan merasa senang apabila boleh turut berfikir serta mengemukakan pendapatnya dibandingkan jika hanya di beri berbagai konsep dan teori oleh pembimbing nya.
2.2.3 Suasana Percaya
Setiap individu orang dewasa yang belajar perlu percaya pada yang mengajar, dan juga mereka perlu mendapatkan kepercayaan dari pembimbingnya, hingga pada akhirnya mereka harus mempunyai kepercayaan pada diri sendiri. Karena tanpa kepercayaan tersebut, situasi belajar tidak akan membawa hasil seperti yang di harapkan.
2.2.4 Suasana Penemuan Diri
Dalam pendidikan , dari pada didiktekan apa yang menjadai kebutuhan orang dewasa, bagaimana ia harus bertindak dan apa yang harus dilakukannya, orang dewasa akan belajar hal-hal tersebut lebih banyak apabila ia di berikan kesempatan untuk menemukannya sendiri dengan di bimbing. Dengan proses yang demikian orang dewasa akan lebih berkesempatan menemukan dirinya , baik kelebihan ataupun kelemahannya.
2.2.5 Suasana Bebas Ancaman
Suasana belajar orang dewasa sebaiknya suasana yang dapat memungkinkan tumbuhnya perasaan bahwa ia boleh berbeda mengemukakan pendapatnya dan ia boleh berbuat salah tanpa merasa dirinya terancam.
2.2.6 Suasana Keterbukaan
Suasana keterbukaan pada saat mengungkapkan pendapat dan mendendegarkan pendapat dari orang lain.
2.2.7 Suasana Evaluasi Bersama dan Evaluasi Diri.
Orang dewasa yang belajar harus diberikan dorongan motivasi agar ia tertarik untuk ingin mengetahui kelemahan dan kelebihannya. Dan evaluasi ini di upayakan untuk dapat berlangsung hingga dapat membuta suatu perubahan dan perbaikan yang lebih baik dan bermanfaat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar